Sabtu, 20 Agustus 2011

Zat pengatur tumbuh (hormon)

Zat pengatur tumbuh (hormon) pada tanaman ialah senyawa
organik yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat,
dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Pada
konsentrasi tertentu hormon dapat memacu pertumbuhan,
tetapi pada konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertumbuhan.
Macam-macam hormon sebagai berikut.
1) Auksin
Auksin mula-mula ditemukan oleh Darwin,
dengan percobaan pengaruh penyinaran
terhadap koleoktil. Auksin adalah hormon
yang berperan merangsang pembelahan sel
dan pengembangan sel. Hormon auksin/
IAA memiliki sifat menjauhi cahaya.
Hormon ini diproduksi pada ujung tunas
akar dan batang. Pengaruh hormon auksin
dalam konsentrasi yang berbeda pada
bagian tubuh tanaman mengakibatkan
terjadinya pertumbuhan yang tidak seimbang.
Bagian yang mengandung auksin
lebih banyak memiliki kecepatan tumbuh
yang lebih besar. Adapun bagian yang
kekurangan akan mengalami pertumbuhan
lebih lambat. Jika ini terjadi pada pucuk
batang, terjadi pembengkokan arah pertumbuhan.
Pengaruh auksin terhadap perkembangan
sel memperlihatkan bahwa auksin dapat
menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan
permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan pengurangan
tekanan pada dinding-dinding sel, meningkatkan sintesis
protein, meningkatkan plas-tisitas, mengembangnya
dinding sel.
Dilihat dari segi fisiologi, hormon auksin berpengaruh
pada:
a) pengembangan sel; e) partenokarpi;
b) fototropisme; f) pembentukan batang.
c) geotropisme;
d) pertumbuhan akar;


a. pembelahan sel secara mitoses dan
sel tidak mengalami pembesaran
b. vakuola-vakuola terbentuk dalam
sitoplasma, pembesaran sel
dimulai
c. vakuola-vakuola bergabung sel
menjadi luas dan panjang
auxin
diangkut
ke
tangkai
bawah
daerah pembentukan
daerah auxin
pembelahan
sel
10 Biologi SMA Jilid 3
2) Giberelin
Giberelin merupakan jenis hormon yang mulamula
ditemukan oleh Kuroshawa dari Jepang.
Hormon ini berpengaruh terhadap sifat genetik,
pembungaan, penyinaran, dan mobilisasi karbohidrat
selama perkecambahan. Hormon ini berperan
dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas
kambium mendukung pembentukan RNA
baru, dan sintesis protein.
3) Sitokinin
Sitokinin ditemukan oleh Kinetin. Sitokinin berfungsi
untuk:
a) merangsang pembelahan sel;
b) merangsang pembentukan tunas;
c) menghambat efek dominasi apikal oleh auksin
pada batang;
d) mempercepat pertumbuhan memanjang.
4) Etilen
Dalam keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan
berperan apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada
suatu tanaman. Hormon ini berperan pada proses pematangan
buah. Hubungan etilen dengan auksin yaitu etilen
memengaruhi pembentukan protein yang diperlukan dalam
aktivitas pertumbuhan.
5) Inhibitor
Inhibitor adalah zat yang menghambat pertumbuhan pada
tanaman inhibitor. Sering dijumpai pada proses perkecambahan,
pertumbuhan pucuk, atau dalam dormansi. Beberapa
jenis inhibitor yaitu asam absisat dan plant growth
retardant. Asam absisat terdapat pada daun, batang, akar,
umbi, tunas, buah, dan endosperm. Zat ini mempunyai
fungsi berlawanan dengan auksin, giberelin, dan sitokinin.
Plant growth retardant adalah inhibitor yang berlawanan
dengan kegiatan giberelin pada perpanjangan batang.

0 komentar:

Posting Komentar