Minggu, 25 September 2011

Apa itu Google Webmaster Guidelines

Google Webmaster Guidelines

Jumlah search engine di internet sangatlah banyak, ribuan atau mungkin puluhan ribu. Apakah blog kita harus melakukan optimasi untuk semua search engine tersebut? Kang Rohman sendiri hanya fokus ke satu search engine terbesar saja yaitu Google.
Kenapa harus fokus ke salah satu, tidak untuk semua search engine? karena algaritma search engine itu berbeda antara yang satu dengan yang lain, untuk memahami karakter dari masing-masing search engine perlu waktu yang lama dan itu hanya buang-buang waktu saja.
Kenapa harus fokus ke google tidak ke yang lain, misal Yahoo atau Bing? ini hanya sebuah pilihan saja, jika anda ingin fokus ke optimasi Yahoo ya monggo, atau jika anda ingin fokus ke bing ya silahkan saja.

Buat Blogspot dengan domain sendiri Gratis


cuman mau share sedikit nih
bagi tmn2 yang mau punya domain sendiri
dan gratis ada caranya
daftar dulu di SINI (klik dua kali)

CO.CC:Free Domain

Untuk langkah2nya bisa lihat di SIni

Langsung aja di coba-coba .. ..

semoga sukses .. ..

mantabzzzzzzzzzzzzzzz

Buat Account FB dengan domain sendiri Gratis


Mo share sedikit nih .. ..
Account FB km biasanya http://facebook.com/namakamu
sekarang bisa kamu hide dengan menggunakan http://www.co.cc/
menajadi http://namakamu.co.cc atau www.namakamu.co.cc

gratis kok .. ..
nanti tinggal pilih tipe URL Forwarding
selamat mencoba ..
registrasi dulu tapinya .. ..
di
HTTP://CO.CC

selamat mencoba .. ..

Jumat, 23 September 2011

Gowes To UI (awal" sepedaan)

Polusi dmna"

kendaraan makin banyak dijalanan
Itu masalah umum yang da di kota" besar kayak jakarta..
Solusi yang paling utama adalah biasakan hidup sehat dan jaga lingkungan..

Sabtu, 17 September 2011

BELAJAR DARI SEMUT DAN KEBUDAYAANNYA


Subhanallah, Maha Suci Allah, Maha Besar Allah, Maha Sempurna Allah dengan segala Mahluk CIPTAANYA yang sempurna

Imajing Trick Menggunakan Susu , indah sekali :D

posting kali ini saya akan menampilkan trik yang sangat indah dilihat mata melalui susu , ini dinamakan trik "Awesome milk trick"

Dengan mengambil Susu, pewarna makanan dan beberapa sabun cuci piring, Anda dapat membuat susu Anda benar-benar seru lagi! Ikuti langkah-langkah dalam video dekat dan Anda akan berdiri dan berjalan dalam waktu singkat sama sekali!

Video Cara Jitu Menyontek Dijamin memuaskan

iya langsung saja bagaimana cara creatif menyontek dengan sedikit sentuhan pada pulpen anda atau pencil anda mari kita saksikann video sebagai berikutt
cekiddooottt ::

Cara Membuat Roket Air


Ini posting trik yang kedua yang kudapat dari ade temen baik ku dan ia mencoba dan sudah berhasil , semoga kalian2 yg membaca dapat berhasil juga yah selamat mencoba teman2
good luck :D

Jumat, 16 September 2011

Reaksi Sodium / Natrium (Na) dengan air (H2O)

Reaksi Sodium / Natrium (Na) dengan air (H2O)
Natrium adalah elemen yang sangat reaktif dan mudah meledak. Ketika dicampur dengan air, akan segera menyebabkan ledakan. Dalam video di bawah ini Na bereaksi dengan air dalam memproduksi gas Cl cahaya kuning dan panas tinggi.









Reaksi antara Kalium Klorat (KClO3) dengan Gummy Bear
Kalium Klorat biasanya digunakan untuk desinfektan dan kembang api. Ketika Kalium Klorat direbus, apa pun yang ditambahkan ke dalamnya akan meledak langsung melihat video berikut:



Kejenuhan Sodium Asetat
Natrium Asetat akan jadi jenuh ketika didinginkan atau dipanaskan. Jika ada kontak dengan objek lain kristalisasi akan terjadi.

Makna Kesempurnaan pada Angka 10

1, 0, 10. Angka ini sangat akrab dalam kehidupan kita, tetapi apakah saudara menyadari hakikat hikmah dan filsafat yang terkandung dari angka-angka tersebut. Angka 1 sebagai simbol mewakili “ada”. Sedangkan angka 0 adalah simbol perwakilan dari “tiada”.
Lalu apa hubungannya dengan angka 10? Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam sistem penilaian dikehidupan sehari-hari, angka 10 dalam skala 1-10 adalah angka tertinggi, sebagai simbol nilai sempurna. Dalam sistem binary, angka 10 berarti genap, atau bernilai 2.

ORANG BODOH AKHIRNYA PEGANG PERANAN


ORANG BODOH AKHIRNYA PEGANG PERANAN

1.Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya dia bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. Walhasil Boss-nya orang pintar adalah orang bodoh.

2.Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.

3.Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.

4.Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka disuruh orang pintar untuk membuatnya.

Filosofi Tiga Katak


Jika ada tiga katak yang sedang berjalan bersama, lalu mereka terhadang sebuah danau yang besar. Satu diantara mereka berfikir untuk meloncat, namun dua yang lain takut untuk masuk ke danau tersebut dikarenakan panjang danau tersebut yang terlampau jauh, Ada berapa katak yang tidak berhasil melanjutkan perjalanan mereka?
Frog
Jika anda seorang pemikir matematis maka jawabannya adalah dua ekor, tapi pada kenyataan dalam hidupkita seringkali jawabannya adalah tiga. Karena terkadang kita hanya berfikir, kita hanya menginginkan sesuatu tanpa pernah melakukannya. Seekor katak yang berfikir untuk meloncat, ia memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan perjalanannya, ia memiliki keberanian pula untuk masuk ke danau tersebut, namun ia tidak berani mencoba.
Hidup ini adalah tentang apa yang telah kita perbuat, bukan apa yang sekarang kita inginkan. Terkadang kita menginginkan sesuatu tanpa mencoba meraihnya, hingga mimpi hanyalah angan-angan yang tidak pernah tercapai. Mulailah lakukan suatu hal yang berguna dari sekarang, keyakinan akan suatu hal adalah modal, namun mengaplikasikannya adalah suatu keberhasilan. Sukses itu adalah suatu perjalanan yang kita lakukan, bukan suatu tujuan yang telah tercapai.


Sumber http://www.emzeth.com/2010/10/filosofi-tiga-katak.html#ixzz1YBTiljlB
by: Emzeth 

Belajar dari Bekicot


Di sela-sela ujian, Emzeth coba menyempatkan diri buat update tulisan lagi nih. Setelah sebelumnya saya membahas filosofi katak, sekarang saya akan sedikit belajar dari hewan unik yang satu ini. Mungkin, kalo saya ngoceh terus pelajarannya gak akan tersampaikan dengan sempurna, akan lebih bijak jika anda melihat gambar di bawah ini terlebih dahulu...

HAYO NGAKU !!! ini pacar nya siapaa ????

HAYO NGAKU !!! ini pacar nya siapaa ????

momen UNIK ... KEPALA seorang wanita terjepit di PINTU BUSWAY








momen UNIK ... KEPALA seorang wanita terjepit di PINTU BUSWAY

Posted by Koranmaya 0 komentar
Ouch: The woman's head is 
trapped as the bus doors slam shut on her neck

[HOT] Personil Tentara Tertangkap Basah Melakukan Tindakan Asusila!

[HOT] Personil Tentara Tertangkap Basah Melakukan Tindakan Asusila!

Posted by Koranmaya 0 komentar


Makin Parah saja kelakuan manusia sekarang
Kali ini, seorang personil tentara tertangkap Basah Melakukan tindakan yang tidak senonoh
Entah apa yang dipikirkan oleh orang ini saat melakukan aksinya
Cek dolo aja gan !

Perkenalkan!! TIM yang dibentuk untuk mencari NAZARUDDIN!!

Perkenalkan!! TIM yang dibentuk untuk mencari NAZARUDDIN!!

Posted by Koranmaya 0 komentar
Pemirsa, setelah beberapa hari lalu pencarian Nazaruddin yang dilakukan oleh Tim Ekspedisi Merah tidak berhasil, alternatif lain pun diusulkan. diantaranya dengan mengirim Tim lain. Tim itu adalah



sesuai arahan presiden

 

Agan agan bisa gak ye nahan ketawa kalo ngeliat beginian

Agan agan bisa gak ye nahan ketawa kalo ngeliat beginian






Siapa bilang Google ga hebat???

Siapa bilang Google ga hebat???

katanya sih bisa dapet password orang lain
langsung check google search pake salah satu command ini:
filetype:htpasswd htpasswd
intitle:"Index of” “.htpasswd” -intitle:"dist” -apache -htpasswd.c
index.of.private (algo privado)
intitle:index.of master.passwd
inurlasslist.txt
intitle:"Index of..etc” passwd
intitle:admin intitle:login

Strategi Pengembangan Ilmu Pembelajaran

Strategi Pengembangan Ilmu Pembelajaran

LANDASAN DAN ASUMSI

Pikiran ilmuwan pembelajaran sepenuhnya dicurahkan guna mempreskripsikan teori dan/atau model-model untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Perhatian ke arah ini telah berkembang semakin kuat pada dasa-warsa terakhir ini. Begitu banyak teori dan model telah diciptakan untuk memperbaiki metode pembelajaran. Disiplin baru yang lebih spesifik: teknologi pembelajaran, desain   pembelajar-an, dan ilmu pembelajaran, juga telah dimunculkan untuk menampung teori-teori dan model-model yang telah dikembangkan. Akhirnya, pembagian peran dalam bidang pembelajaran juga menjadi lebih khusus: ilmuwan, yang menciptakan dan memvalidasi teori-teori dan konsep-konsep pembelajaran; teknolog, yang mengembangkan prosedur-prosedur pembelajaran; dan teknisi, sebagai pelaksana pembuat produk-produk pembelajaran.
Sayang sekali, pengembangan konsep-konsep, teori-teori, dan model-model pembelajaran  yang berjalan sejauh ini masih terpisah-pisah satu dengan lainnya. Reigeluth (1983:xi ) mengemukakan:
During the past twenty-five years, a young disciplin has developed to so improve instruction. This disciplin about instruction has produce a growing knowledge base about methods of instruction and their effects for defferent kinds of goals, content, and learners. Because it is a very new disciplin, the knowledge that has been generated so far has tended to be piecemeal, and instructional researchers have tended to develop independent "knowledge bases". Moreever, different researchers often use different terms to refer to the same phenemenon, and they often use the same term to refer to different phenomena. The result has been somewhat chaotic.

Penemuan Penelitian Tentang Teori Elaborasi

Penemuan Penelitian Tentang Teori Elaborasi

Sebagai suatu model yang berusaha mengintegrasikan strategi-strategi yang telah teruji sahih, seperti telah didiskusikan sebelumnya, model elaborasi memerlukan bukti empirik untuk memperkuat landasan teoritiknya. Kajian tentang hal ini diuraikan pada bagian berikut.
Sampai kini, belum banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji kesahihan teori elaborasi sebagai strategi untuk mengorganisasi isi pembelajaran. Hanclosky (1986) adalah   orang     pertama    yang    melakukan    penelitian mengenai strategi ini dengan membandingkan sumbangan teori  elaborasi,  advance  organizer,   dan   analisis   tugas dalam belajar konsep dan prinsip. Salah satu dari sejumlah hipotesis yang diuji adalah bahwa untuk belajar konsep dan prinsip teori elaborasi lebih unggul, jika dibandingkan dengan advance organizer dan analisis tugas. Hasil seperti ini diramalkan terjadi dalam pasca-tes. Hasil yang serupa juga diramalkan terjadi dalam tes yang diadakan setelah lima minggu pasca-tes.
Hipotesis ini didukung oleh hasil penelitian uji coba, namun tidak demikian halnya oleh penelitian akhir. Penelitian akhir menemukan hasil yang bertentangan dengan penelitian uji coba. Untuk belajar konsep, kelompok yang mendapat perlakuan analisis tugas lebih unggul (p<0,05), jika dibandingkan dengan kelompok yang mendapat perlakuan advance organizer dan teori elaborasi. Namun demikian hasil ini hanya terjadi berdasarkan analisis pasca-tes, dan setelah 5 minggu pasca-tes perbedaan ini menjadi tidak signifikan. Hasil yang berlawanan terjadi dalam belajar prinsip. Kelompok yang mendapat perlakuan analisis tugas lebih unggul       (p<0,05), jika dibandingkan dengan dengan kelompok yang mendapat perlakuan advance organizer dan teori elaborasi, dalam tes yang dilaksanakan setelah 5 minggu pasca-tes. Dalam pasca-tes, untuk belajar prinsip, kelompok yang mendapat perlakuan analisis tugas lebih unggul terhadap kelompok yang mendapat perlakuan advance organizer.

Kebebasan Unsur Penting Dalam Lingkungan Belajar

Kebebasan Unsur Penting Dalam Lingkungan Belajar

Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar mahasiswa mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong mahasiswa untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. Itulah sebabnya, mengapa setiap mahasiswa perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya.
Prakarsa mahasiswa untuk belajar (the will to learn) akan mati bila kepadanya dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya dengan belajar. Banyaknya aturan yang seringkali dibuat oleh dosen dan harus ditaati oleh mahasiswa akan menyebabkan mereka selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti rasa berdosa. Lebih jauh lagi, mereka akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan kontrol diri.
Apa yang terjadi bila mahasiswa selalu dikuasai oleh rasa takut? Mereka ini akan mengembangkan pertahanan diri (defence mechanism), dan karena itu, yang dipelajari mahasiswa bukanlah pesan-pesan pendidikan,

Pola Pendidikan Hukum Rimba

Pola Pendidikan Hukum Rimba

2011-02-06 02:57:14 Pola pendidikan hukum rimba
Sayang sekali, konsep serta pemikiran sebagaimana dideskripsikan di atas hingga kini sangat terlantar karena lahir dalam sistem pendidikan/pembelajaran yang sejalan dengan "hukum rimba". Ada kalangan yang berpendapat bahwa sistem pendidikan kita adalah sistem indoktrinasi. Aktivitas belajar lebih bayak diarahkan untuk menerima apa saja yang diajarkan, tanpa upaya dan peluang untuk mendiskusikannya lebih dalam untuk menemukan keterkaitran dan kecocokan kebutuhan mahasiswa. Kalau melihat hubungan pendidikan-subjek didik yang seperti ini rasanya tidak begitu keliru kalau sistem indoktrinasi ini disepadankan dengan "sistem pendidikan hukum rimba". Siapa yang kuat ialah yang mengatur segala kehidupan belajar mahasiswa. Pendidik meletakkan diri dalam posisi sebagai pengatur semua aktivitas belajar mahasiswa. Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk melakukan kontrol sendiri terhadap perilaku belajarnya hampir-hampir tidak ada.
 Kenyataan tersebut menyebabkan kampus bukanlah tempat yang menyenangkan untuk belajar, tetapi tempat penyiksaan yang terancang sangat rapi. Hal ini mengakibatkan dosen tidak berhasil menunjukkan "indahnya" belajar. Belajar merupakan kegiatan yang membosankan. Mahasiswa tidak mendapatkan kenikmatan dalam belajar. Mahasiswa tidak betah di kampus. Akhirnya, "the will to learn" mereka mati. Fungsi kampus berubah bukan lagi menjadi tempat belajar yang menyenangkan, tetapi sekedar tempat yang indah bagi mahasiswa untuk mengembangkan perilaku-perilaku penyelamatan diri dari tekanan/siksaan dosen.
Ini semua terjadi karena apa yang didapatkan mahasiswa di kampus adalah nilai-nilai kehidupan yang indah dan nyaman hanya bagi dosen, tanpa kajian apakah itu juga yang sesungguhnya dibutuhkan mahasiswa. Mahasiswa dirancang untuk menerima pikiran-pikiran orang dosen dan harus memperlihatkan perilaku yang dipandang baik oleh dosen. Itulah yang ditemukan mahasiswa di kampus. Kesejahteraan mahasiswa di kampus lenyap karena ia tidak lagi menemukan dirinya di situ.

Indikator Keberhasilan Pendidikan

Indikator Keberhasilan Pendidikan

Kesejahteraan mahasiswa mestinya diangkat menjadi indikator keberhasilan pendidikan/pembelajaran di suatu perguruan tinggi. Kalau dengan sistem pendidikan yang ada sekarang ini mahasiswa menjadi tidak betah belajar, tidak nikmat berada di lingkungan kampus, mestinya ada sesuatu yang salah dalam sistem pendidikan/pembelajaran kita. Asumsi-asumsi yang melandasinya? Konsep-konsepnya? Atau, mungkin hanya pelaksanaannya?
Kita mungkin perlu kembali melihat asumsi-asumsi tentang mahasiswa  yang melandasi sistem pendidikan kita. Asumsi-asumsi yang perlu dipatok sebagai landasan pengembangan konsep pemberdayaan belajar mahasiswa, yang pada gilirannya juga menjadi landasan praktek pendidikan  di perguruan tinggi.
  • Mahasiswa adalah makhluk yang bebas membentuk dirinya sendiri
  • Mahasiswa adalah makhluk yang bermartabat
  • Mahasiswa mampu mengontrol dirinya sendiri
  • Mahasiswa adalah "si belajar" dengan karakteristiknya yang khas

Pokok Pikiran Tentang Sistem Pembelajaran Di Perguruan Tinggi

Pokok Pikiran Tentang Sistem Pembelajaran Di Perguruan Tinggi

Komponen sistem pembelajaran
Banyak usaha telah dilakukan oleh ilmuwan pembelajaran dalam mengklasifikasi variabel-variabel atau komponen-komponen sistem pembelajaran. Terutama bila dikaitkan dengan kegiatannya dalam pengembangan teori-teori pembelajaran. Simon (1969), umpamanya, telah mengklasifikasi variabel-variabel ini, yang dikatakannya sebagai komponen utama dari ilmu merancang (a design science), menjadi 3, yaitu: (1) alternative goals or requirements, (2) possibilities for action, dan (3) fixed parameters or constraints. Klasifikasi lain dikemukakan oleh Glaser (1965, 1976), yang disebutnya sebagai empat components of a psychology of instruction. Keempat komponen ini adalah:
  1. Analisis isi bidang studi,
  2. Diagnosis kemampuan awal siswa,
  3. Proses pembelajaran,
  4. Pengukuran hasil belajar.
Klasifikasi lain, yang nampaknya lebih terinci dan amat memadai sebagai landasan pengembangan suatu teori dan strategi pembelajaran, dikemukakan oleh Reigeluth, dkk. (1977). Pada mulanya, mereka memperkenalkan empat variabel yang menjadi titik perhatian ilmuwan pembelajaran, yaitu: (1) kondisi pembelajaran, (2) bidang studi, (3) strategi pembelajaran, dan (4) hasil pembelajaran. Variabel-variabel yang dikelompokkan ke dalam kondisi pembelajaran adalah karakteristik mahasiswa, karakteristik lingkungan pembelajaran, dan tujuan institusional. Variabel bidang studi mencakup karakteristik isi/tugas. Variabel strategi pembelajaran mencakup strategi penyajian isi bidang studi, penstrukturan isi bidang studi, dan pengelolaan pembelajaran. Variabel hasil pembelajaran mencakup semua efek yang dihasilkan dari pembelajaran, apakah itu pada diri mahasiswa, lembaga, termasuk juga pada masyarakat.
Pada akhirnya klasifikasi variabel-variabel pembela-jaran ini dimodifikasi menjadi 3, yaitu:
  1. Kondisi Pembelajaran,
  2. Metode Pembelajaran,
  3. Hasil Pembelajaran.
  • Kondisi pembelajaran: Faktor yang   mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
  • Metode Pembelajaran: Cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
  • Hasil Pembelajaran:  Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda.
Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Ia berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan hakekatnya tidak dapat dimanipulasi. Berbeda halnya dengan variabel metode pembelajaran. Metode Pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Pada dasarnya, semua cara ini dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran. Bila dalam suatu situasi, metode  pembelajaran tidak dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi kondisi pembelajaran. Sebaliknya, bila suatu kondisi pembelajaran, dalam suatu situasi dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metode pembelajaran. Dengan demikian, klasifikasi variabel kondisi dan metode tidaklah fixed --ia dapat berubah tergantung pada situasi. Sebagai contoh: di sekolah A, guru memiliki peluang untuk menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sedangkan di sekolah B, hanya satu metode yang mungkin digunakan. Dalam contoh ini, variabel yang termasuk metode di sekolah A, merupakan kondisi di sekolah B.
Klasifikasi yang ketiga, hasil pembelajaran, mencakup semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata (actual outcomes), dan hasil yang diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyata dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, sedangkan desired outcomes adalah tujuan yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode yang sebaiknya digunakan.
Klasifikasi variabel-variabel pembelajaran yang terakhir ini dapat dipadankan dengan dua klasifikasi sebelumnya --klasifikasi Simon dan Glaser, seperti nampak dalam diagram 1.1. Kondisi pembelajaran dari Reigeluth sepadan dengan fixed parameters or constraints dari Simon, atau dengan komponen analisis bidang studi dan kemampuan awal dari Glaser. Metode Pembelajaran dari Reigeluth sepadan dengan possibilities for action dari Simon, atau dengan komponen proses pembelajaran dari Glaser. Yang ketiga, Hasil pembelajaran dari Reigeluth sepadan dengan alternative goals or requirements dari Simon, atau dengan komponen hasil pembelajaran dari Glaser.
Ilmu pembelajaran memusatkan bidang kajiannya pada upaya memperbaiki kualitas pembelajaran. Titik awal upaya ini diletakkan pada perbaikan proses pembelajaran, atau pada variabel metode pembelajaran. Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel kondisi pembelajaran akan menentukan kualitas pembelajaran, atau lebih khusus kualitas hasil pembelajaran. Atas dasar ini, maka uraian-uraian yang tertuang dalam tulisan ini akan menempatkan variabel metode sebagai pusat kajian.
Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasi lebih lanjut menjadi 3 jenis, yaitu:
  1. Strategi pengorganisasian (Organizational strategy),
  2. Strategi penyampaian (Delivery strategy),
  3. Strategi pengelolaan (Management strategy).
Organizational strategy adalah metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. "Mengorganisasi" mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu.
Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada mahasiswa dan/atau untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari mahasiswa. Media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.
Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara mahasiswa dan variabel metode pembelajaran lainnya --variabel strategi pengorganisa-sian dan penyampaian isi pembelajaran.
Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Strategi pengorganisasian pembelajaran, lebih lanjut, dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: strategi mikro dan strategi makro.
Strategi mikro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang berkisar poada satu konsep, atau prosedur, atau prinsip.
Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, atau prosedur, atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran (apakah itu konsep, prosedur, atau prinsip) yang saling berkaitan. Pemilihan isi, berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu kepada penetapan konsep-konsep, atau prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu kepada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep-konsep, atau prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep, prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep, prosedur, atau prinsip serta kaitan-kaitan yang sudah diajarkan.
( I Nyoman S Degeng, Guru Besar Teknologi Pembelajaran U.M )

Strategi Penyampaian Pembelajaran Di Perguruan Tinggi

Strategi Penyampaian Pembelajaran Di Perguruan Tinggi

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang-kurangnya ada 2 fungsi dari strategi ini, yaitu: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada mahasiswa, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan dan tes).
Paling tidak ada 5 cara dalam mengklasifikasi media  untuk mempreskripsikan strategi penyampaian:
  1. Tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu,  
  2. Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya,
  3. Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya,
  4. Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya, dan
  5. Tingkat biaya yang diperlukan.
Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara mahasiswa dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu: penjadualan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.

Teori Belajar Dan Pembelajaran

Teori Belajar Dan Pembelajaran

2011-02-06 08:25:46 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Dua aliran psikologi yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pembelajaran dewasa ini adalah aliran behavioristik dan kognitif. Aliran behavioristik  menekankan pada terbentuknya perilaku yang nampak sebagai hasil belajar, sedangkan aliran kognitif lebih menekankan pada pembentukan perilaku internal yang sangat mempengaruhi perilaku yang nampak tersebut.
Teori behavioristik dengan model hubungan Stimulus-Responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon (perilaku) tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode drill (pembiasaan) semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement, dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Hubungan S-R, individu pasif, perilaku yang nampak, pembentukan perilaku dengan penataan kondisi secara ketat, reinforcement, dan hukuman merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam teori behavioristik. Teori ini hingga sekarang sedang merajai praktek pembelajaran. Buktinya nampak jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat yang paling dini, seperti kelompok bermain, Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, sampai dengan Perguruan Tinggi, yaitu pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan) yang disertai dengan reinforcement atau hukuman.

Perspektif Pengembangan Teknologi Pendidikan

Perspektif Pengembangan Teknologi Pendidikan

Teknologi Pembelajaran merupakan suatu bidang studi terapan yang awalnya timbul dengan mensistensiskan berbagai teori dan konsep dari berbagai disiplin ilmu, ke dalam suatu usaha terpadu untuk memecahkan masalah belajar yang tidak terpecahkan denga pendekatan yang telah ada sebelumnya. Setiap bidang studi akan dapat berkembang bilamana didukung oleh penelitian yang dilakukan secara terus menerus. Penelitian dalam bidang studi teknologi pembelajaran tidak terlepas dari: (1). Falsafah dan landasan ilmiah yang telah menunjang keberadaannya seperti yang diungkapkan Robert Morgan (1978) bahwa terdapat 3 (tiga) disiplin utama yang menjadi dasar teknologi pembelajaran yaitu ilmu prilaku, ilmu komunikasi dan ilmu manajemen, sedangkan pendapat Donald P.Ely (1983) Teknologi Pembelajaran meramu sejumlah disiplin dasar dan bidang terapannya menjadi sesuatu prinsip, prosedur serta ketrampilan. Disiplin yang member kontribusi adalah: Basic Contributing Discipline (komunikasi, psikologi, evaluasi dan manajemen) dan Related Contributing Fields (psikologi persepsi, psikologi kognisi, media, system dan penilaian kebutuhan). (2). unsur-unsur dasar yang membentuknya, ini seperti dalam AECT (1994) terdiri dari kawasan Teknologi Pembelajaran yang terdiri dari Fungsi manajemen pembelajaran, Fungsi pengembangan pembelajaran dan Sumber belajar, (3). arah perkembangan dan kegunaannya, Paul Harmon (1982) berpendapat bahwa Teknologi Instruksional berawal dari praktek pendidikan yang mendapat masukan dari psikologi perilaku dengan pembelajaran terprogramnya, psikologi kognitif, teknologi permesinan, teknologi audio visual dan teknologi computer sehingga berkembang kea rah rekayasa kinerja (performance engineering) dalam bidang usaha, system pendidikan di sekolah dan luar sekolah, kemiliteran dan pembelajaran berbatuan komputer. Pendapat lain dari Kent R.Wood, Don C.Smillie dan Michael de Bloois (1990) mengatakan bahwa pada awalnya ilmu perpustakaan yang bersinggungan denan ilmu informasi berkembang menjadi bidang komunikasi audio-visual dan kemudian berkembang menjadi bidang media instruksional,

Perkembangan Konsep Teknologi Pendidikan Dan Revolusi Pendidikan

Perkembangan Konsep Teknologi Pendidikan Dan Revolusi Pendidikan

Sebenarnya dalam sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan / Pembelajaran telah mengalami 3 (tiga) tahapan revolusi, Beckwith (1998: 4) menyebutnya Teknologi Masa Lampau, Teknologi Masa Sekarang dan Teknologi Masa Depan.
Teknologi Masa Lampau, dilukis sebagai teknologi yang menggunakan pendekatan peralatan (Tool Approach) yaitu pemakaian peralat audio visual (OHP, Film bingkai, Film dsb) dalam usaha membantu tenaga pendidik dalam memperbaiki pembelajarannya dalam kelas artinya revolusi pertama ini mempunyai fungsi utama “membantu tugas guru”.
Teknologi Masa Sekarang, dikenal sebagai teknologi yang menggunakan pendekatan sistematik (Systematic Approach) yaitu pengembangan dan penerapan proses-proses metodologis yang berlandaskan hokum-hukum atau aturan-aturan dalam usaha untuk memudahkan belajar. Sistematik berarti mengikuti urutan atau aturan. Artinya revolusi kedua terfokus pada usaha merancang, mengembangkan dan mengemplimentasikan dan menilai pembelajaran bermedia jadi system pembelajaran tersebut media dirancang untuk mampu mengajar dan membelajarkan tanpa menghadirkan guru sehintgga memerlukan langkah-langkah sistematik.

Kajian Teoretik Terhadap Perkembangan Media Pembelajaran

Kajian Teoretik Terhadap Perkembangan Media Pembelajaran

Drs. A. A. Gede Agung, M.Pd.

PENGERTIAN

Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Dengan penggunaan alat-alat ini guru/pendidik dan siswa/peserta didik dapat berkomunikasi lebih hidup serta interaksinya bersifat multi arah. Media adalah alat yang dapat membantu proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dngan lebih baik, lebih sempurna.
Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar, sehingga siswa/peserta didik tidak menjadi bosan atau cepat jenuh dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Apapun yang disampaikan oleh guru/pendidik sebaiknya menggunakan media, paling tidak yang digunakannya adalah media verbal yang berupa kata-kata yang diucapkan di hadapan siswa/peserta didik. Pendidikan melalui media visual adalah metode/cara untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat dari pada sesuatu yang didengar atau dibacanya. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan dalam melakukan komunikasi dengan pebelajar. Ini bisa berupa perangkat keras, seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras itu. Pengajar juga termasuk media pembalajaran merupakan bagian dari kajian strategi penyampaian.

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

Sekurang-kurangnya ada lima cara dalam mengklasifikasi media pembelajaran yakni: tingkat kecermatan representasi, tingkat interaksi, tingkat kemampuan khusus, tingkat pengaruh motivasional, dan  tingkat biaya diperlukan.
Tingkat Kecermatan Representasi
Suatu media bisa diletakkan dalam suatu garis kontinum, seperti: benda dengar, seperti radio, kaset tape; media pandang-dengar, seperti film bersuara; media pandang, seperti gambar atau diagram; media dengar, seperti rekaman suara dan simbol-simbol tertulis. Bagaimanapun juga, kontinum ini bisa bervariasi untuk suatu pembelajaran. Misalnya, pembelajaran untuk suatu konser musik memiliki variasi kontinum yang berbeda menurut tingkat kecepatan reprsentasinya.
Bruber mengemukakan bahwa suatu pembelajaran harus bergerak dari pengalaman langsung ke representasi ikonik (seperti dalam gambar dan film), dan selanjutnya ke representasi simbolik (seperti kata atau sinbol-simbol lain). Banyak pebelajar telah melihat berbagai aspek bagaimana cara pengaspalan jalan raya. Mereka melihat banyak kendaraan pengangkut bahan seperti batu dan pasir, juga cara menata batu, serta ukurannya, cara membakar aspal dan menuangkannya ke atas batu yang telah ditata, bagaimana alat-alat besar lainnya.
Mereka sering mendapat pengalaman ini secara terpisah-pisah. Hal itu berarti bahwa mereka perlu memiliki pengalaman yang terintegrasi yang menggambarkan bagaimana cara pembangunan jalan raya. Media film tentang pembutan jalan raya akan dapat mengintegrasikan semua tahapan ini sehingga pengalaman-pengalaman mahasiswa/ peserta didik yang terpisah-pisah tadi terintegrasi ke dalam suatu abtraksi yang bermakna.
Tingkat Interaksi
Hal yang mampu ditimbulkan oleh suatu media yang juga dapat dibentangkan dalam suatu kontinum, tetapi titik-titik dalam kontinum itu ditunjukkan oleh jenis media yang berbeda seperti: komputer, pengajar, buku kerja, buku teks/rekaman, dan siaran radio/ televisi. Media-media ini juga mempunyai kemampuan menyajikan berbagai media yang telah dikemukakan sebelumnya. Misalnya, pengajar dapat menyajikan semua media dari benda kongkrit sampai simbol-simbol verbal. Buku kerja dapat menyajikan gambar, diagram, serta simbol-simbol tertulis. Juga dimungkinkan untuk menggunakan media secara terkombinasi, seperti buku kerja dengan film atau benda kongkrit pula sedang bekerja di lab, atau buku kerja dikombinasi dengan buku teks atau radio, atau juga simbol-simbol tertulis dengan film atau benda-benda konkrit. Kombinasi-kombinasi lainpun dapat diciptakan untuk keperluan suatu pembelajaran.

Strategi Pembelajaran : Penataan Dan Penyampaian Isi

Strategi Pembelajaran : Penataan Dan Penyampaian Isi

Tulisan sederhana ini mengungkapkan gagasan singkat mengenai  langkah prosedural utuh yang perlu dilewati oleh seorang pengajar. Gagasan ini dilengkapi dengan uraian yang agak rinci mengenai strategi penataan isi/pesan pembelajaran dan strategi penyampian isi pembelajaran.
LANGKAH  PROSEDURAL  PEMBELAJARAN
Sembilan langkah prosedural (urutan peristiwa) pembelajaran:
  1. Menarik perhatian
  2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada mahasiswa
  3. Merangsang ingatan pada prasyarat belajar
  4. Menyajikan bahan
  5. Memberikan bimbingan belajar
  6. Mendorong unjuk-kerja
  7. Memberikan balikan informatif
  8. Menilai unjuk-kerja
  9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Menarik perhatian. Kegiatan paling awal dari pembelajaran adalah menarik perhatian mahasiswa agar peristiwa-peristiwa pembelajaran berikutnya dapat berjalan dengan baik. Perhatian si belajar dapat ditingkatkan dengan memberikan perubahan-perubahan rangsangan secara mendadak. Untuk keperluan pembelajaran dalam kelompok besar, gerak tubuh, perubahan suara, atau menyediakan sajian visual dapat menarik perhatian mahasiswa. Penggunaan kata-kata, seperti: "Lihat!", atau "Perhatikanlah!" juga dapat membatu mencapai maksud ini.
Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada mahasiswa.
Maksud utama memberitahu-kan tujuan pembelajaran kepada mahasiswa adalah agar mahasiswa dapat menjawab pertanyaan ini, "Bagaimana saya tahu bahwa saya sudah belajar?" Keuntungan lain yang juga dapat diperoleh dari pemberitahuan tujuan ini adalah terarahnya seluruh kegiatan belajar ke tujuan yang ingin dicapai. Hakekat dari pemberitahuan tujuan pembelajaran sebenarnya adalah menginformasikan apa yang harus dicapai mahasiswa pada akhir pembelajaran. Ia dimaksudkan untuk membangun harapan-harapan dalam diri mahasiswa tentang hal-hal yang harus dikuasai setelah belajar (Degeng, 1988). Tujuan belajar harus diberitahukan dengan ungkapan yang sederhana tetapi cermat seperti yang dimaksudkan. Umpamanya, apabila suatu tujuan belajar adalah membuat definisi tentang sesuatu, maka beritahukan kepada mahasiswa bahwa setelah belajar ia diharapkan dapat membuat definisi, dan bukan menyebutkan definisi.

Internet Sebagai Media Pembelajaran

Internet Sebagai Media Pembelajaran

Menurut Kamarga, Internet adalah jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia (Suyanto : 2005)Internet pertama kali muncul di Amerika pada tahun 1970 yakni dengan diawali munculnya TCP/IP (Transmissiaon Control Protocol / Internet protocol oleh sebuah penelitian  di Stanford University Of Utah. Sebelum munculnya TCP/IP, Amerika telah menggunakan jaringan komputer yang pertama untuk menghubungkan empat situs, yaitu Stanford Reseach University Institude,  University of California at Los Angeles, University of California at Santa Barbara dan University of Utah. Jaringan komputer ini disebut dengan ARPAnet. Jadi, dari sejarah kemunculannya dapat dilihat bahwa internet pertama kali digunakan untuk akses informasi pendidikan.
Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1996. Masih ditahun yang sama dibentuk Asian Internet Interconnections Initiatives (www.ai3.itb.ac.id/indonesia). Jaringan yang dikoordinir oleh ITB ini bertujuan untuk pengenalan dan pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan riset, pengembangan backbone internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasific bersama-sama perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Jepang, serta pengembangan informasi internet yang meliputi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi.

Kajian Teoritik E-learning Sebagai Media Pembelajaran

Kajian Teoritik E-learning Sebagai Media Pembelajaran


Banyak pakar pendidikan memberikan defenisi mengenai E- Learning , seperti yang dipaparkan oleh Siahaan (2004) dalam ”Penerapan E-Learning Dalam Pembelajaran” (Yani : 2007) bahwa E-Learning  merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Secara utuh E-Learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pebelajar (peserta didik)  dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous. E-Learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audio broadcasting, video/audio conferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).
Jaya Kumar C dalam (Suyanto : 2005) , mendefinisikan E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Rosenberg  dalam (Suyanto : 2005) juga menekankan bahwa E-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “E” atau singkatan dari elektronik dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet (Suyanto : 2005).
Rosenberg mengkategorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam E-Learning, yaitu:
  1. E-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam E-Learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.
  2. E-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD-ROOM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai E-Learning.
  3. E-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan (Suyanto : 2005).

Pembelajaran Kolaborasi

Pembelajaran Kolaborasi

2011-02-17 10:49:45 PEMBELAJARAN KOLABORASI
Kita semuanya terbiasa dengan berprilaku berbeda dengan orang lain saat belajar. Ada saat-saat ketika kita mengingikann sesuatu dengan sendirian. Keinginan untuk berprilaku sendirian mungkin pada saat kita ingingin meneliti , membaca buku dll. Namun di saat lain kita memerlukan waktu ketika kita bisa ditantang melalui kompetisi, seperti permainan membutuhkan kinerja regu atau kelompok Seperti para guru, kita dapat merencanakan program-program kegiatan individu di dalam kelas sehingga setiap anak bekerja sendirian dengan tenang. Atau dapat merencanakan program-program bersifat kooperatif di mana anak-anak belajar untuk bekerja sama, seperti anggota regu tergantung satu sama lain dan yang dihargai.
Beberapa penelitian menunjukkan kegiatan belajar mengajar yang bersifat kooperatif mempunyai keuntungan-keuntungan penting dalam membentuk pengetahuan secara bersama dan pembangunan jiwa sosial,
Manfaat dari Pelajaran Kooperatif Berupa Prestasi yang Lebih Tinggi
Piagetian dan pendekatan behaviourist memandang akal sebagai suatu karakteristik dari setiap individu. Teori-teori berikutnya menempatkan penekanan jauh lebih besar di pembangunan sosial daripada akal. Pengamatan atas kecerdasan perorangan yang dilihat sebagai suatu proses di mana individu membangun dan mengorganisir tindakan-tindakan mereka bersama-sama atas lingkungan. Doise dan Mugny (1984) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa konflik yang terjadi antara individu dalam kerangka interaksi sosial pengembangan unsur kognitif yang lebih baik. Johnson dalam penelitian kegiatan yang bersifat kooperatif memberikan dukungan terhadap peningkatan prestasi-prestasi akademis yang lebih tinggi dibanding sungguh pelajaran kompetitif atau bersifat perseorangan. Peneliti tersebut sudah menyelenggarakan dua puluh enam studi kelas bahwa melibatkan data prestasi untuk primer dan para siswa sekunder dengan bermacam-macam kemampuan-kemampuan dan dengan variasi waktu, Penelitian tersebut dilakukan pada bidang-bidang yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Ada bukti dari prestasi yang meningkat lebih tinggi dalam dua puluh salah satu dari dua puluh enam studi.
Johnson, Maruyama, Johnson, Nelson dan Skon (1981) menyelenggarakan suatu meta-analysis dari 122 studi bahwa antara 1924 dan 1981 pelajaran bersifat kooperatif mengalami prestasi-prestasi yang lebih tinggi dibanding pelajaran yang bersifat kopetitif. Teori terbaru, bukti eksperimental dan studi-studi yang diselenggarakan di dalam kelas-kelas semua menyatakan bahwa jika sekolah-sekolah ingin mengembangan kemampuan siswa secara maksimum, maka perlu dikondisikan adanya saling berhubungan di antara anak-anak baik berupa aktivitas yang bersifat kooperatif maupun mengajar ketrampilan-ketrampilan dari pelajaran yang kooperatif. Pengelolaan kelompok dan organisasi akan menjadi lebih penting dibanding pembelajaran dan penyampaikan pengetahuan.

Rabu, 24 Agustus 2011

praktikum Protista

SMA Harapan Bangsa
Tahun Ajaran 2009/2010
I. Tujuan : Untuk menyelidiki serta mengamati protista yang ada di dalam rendaman jerami.

II. Alat dan Bahan :

Alat
Kaca benda
Kaca penutup
Mikroskop
pinset
Bahan
Air
jerami



III. Dasar Teori :

Protista merupakan sekelompok mahluk hidup heterogen, terdiri dari eukariota yang tidak termasuk hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik.

Protozoa adalah protista yang mirip dengan hewan
Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu bertahan pada periode kering sebagai kista (cyst?) atau spora, dan termasuk beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:
• Flagellata yang bergerak dengan flagella(rambut cambuk). Contoh: Euglena
• Amoeboida yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang berarti setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
• Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium
• Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh: Toxoplasma
Algae adalah protista yang mirip dengan tumbuhan
Algae mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut.
• Alga hijau, yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi (Embryophyta). Contoh: Ulva
• Alga merah, mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra
• Heterokontophyta, meliputi ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh: Macrocystis.
Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.
Protista yang mirip dengan jamur
Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).


JUDUL PRAKTIKUM : REAKSI REDOKS DAN ELEKTROLISIS


  1. TANGGAL PRAKTIKUM : 23 Desember 2006
  2. JUDUL PRAKTIKUM : REAKSI REDOKS DAN ELEKTROLISIS
  3. TUJUAN :
Untuk mengamati dan mempelajari reaksi redoks dan reduksi serta elektrolisis.

  1. DASAR TEORI :
Menurut Martoyo (1994: 192) “Reaksi dalam suasana asam (H+) berbeda dengan redoks dalam suasana basa (OH-). Persamaan reaksi redoks dap[at dilakukan dengan dua cara yaitu ½ (setengah) reaksi atau metode bilangan oksidasi. Dalam reaksi kimia yang terjadi pada sel elektrokimia berlangsung spontan dan menghasilkan arus listrik yang sangat berguna”
Purba mengatakan (1994: 203) “reaksi kimia yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks. Reduksi adalah penyerapan elektron atau penurunan bilangan oksidasi dan oksidasi adalah penangkapan elektron atau kenaikan bilangan oksidasi dan pelepasan elektron.”
Menurut Parning (2001: 105) “Sel eletrolisis ion positif (kation) dari larutan elektrolit akan tertarik ke katoda, selanjutnya mengalami reduksi menjadi atom netral. Ion negatif (anion) akan tertarik ke anoda selanjutnya teroksidasi sehingga menjadi atom netral. Pada elektrolisi, reaksi terjadi pada anoda dan reaksi reduksi terjadi pada katoda yang berarti sama seperti sevolta.”
Menurut Sutresna (1994: 122) “Reaksi redoks adalah reaksi penerima dan pelepasan elektron (adanya transfer elektron). Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron (reaksi terjadinya kenaikan biloks).”
  1. ALAT DAN BAHAN :
    1. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan raknya, tabung U, gelas kimia 100 ml, gelas kimia 200ml, volt meter dan logam Zn.
    1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan KMnO4 (Kalium permangat), larutan HCl3 (kloroform), larutan HCl (asam klorida), larutan NaOH (natrium hidroksida), larutan Na2O2 (natrium peroksida), larutan KI (kalium ionida), larutan CuSO4 (tembaga sulfat), larutan K2Cr2O7 (kalium bikromat), larutan NaI (natrium ionida), larutan Na2S2O3 (natrium triosulfat).

  1. PROSEDUR KERJA/CARA KERJA
  1. Reaksi Redoks
    1. Ke dalam 2 buah tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan KMaO4 0,1 M, pada tabung 1 teteskan 5 tetes HCl 2M. pada tabung 2 dengan 5 tetes NaOH 2 M, diamati.
    2. Seperti pada prosedur a, gunakan H2O2, menggantikan larutan KMaO4, diamati.
    3. Ke dalam gelas kimia 100 ml dimasukkan 10 ml larutan CuSO4 1 M, kemudian celupkan lempeng Zn, setelah 5 menit angkat lempeng Zn dari larutan. Diamati perubahan yang terjadi.
    4. Ke dalam tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan K2Cr2O7 0,1 M. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan HCl 2 M dan 1 ml larutan NaI 0,1 M. diamati.
    5. Ke dalam sebuah tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan Na2S2O3 0,1M, kemudian tambahkan 2 ml larutan HCl 0,1, diamati.
  2. Eletrolosis
    1. Ke dalam tabung U dimasukkan larutan KI 0,2 M sampai 2 cm dari mulut tabung.
    2. Dimasukkan elektroda pada mulut tabung dan hubungkan dengan sumber arus searah volt sekma, 5 menit kemudian putuskan kontak.
    3. Dicatat perubahan yang terjadi pada kedua mulut tabung tersebut.
    4. Diamati 2 ml larutan yang ada pada ruang katoda dengan pipet, pindahkan ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 3 tetes larutan fenolptelein (pp) diamati.
    5. Diambil 2 ml larutan dari ruang anoda dengan pipet kemudioan dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1 ml kloroform (HCl3) kocok dan amati.

JUDUL PRAKTIKUM : PEMURNIAN ZAT


  1. TANGGAL PRAKTIKUM :
  2. JUDUL PRAKTIKUM : PEMURNIAN ZAT
  3. TUJUAN :
Untuk memurnikan zat dari pencemarannya
  1. DASAR TEORI :
Menurut Sukardjo (2002: 112) “Bila zat cair didinginkan, gerakan teranalisasi molekul-molekul menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul semakin besar hingga setelah mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu di dalam kristal. Panas yang terbentuk pada kristalisasi disebut panas pengkristalan.”
Menurut Oxtoby (2003: 216) “Dalam pemurnian tembaga secara elektrolitis banyak lempeng-lempeng tembaga tak murni, yang berfungsi sebagai anode, diselingi dengan lembaran tipis tembaga murni (katode). Keduanya dicelupkan ke dalam larutan encer tembaga yang bersifat asam sewaktu tembaga dioksidasi dari anode tak, tembaga ini memasuki larutan dan bergerak ke katode, dan di sini membentuk lapisan dalam yang lebih murni.”
Menurut Mendham (2004: 472) “Faktor-faktor yang menentukan dalam analisis pengendapan adalah endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi tertentu. Pengendapan dilakukan dalam larutan panas. Pada temperatur yang tinggi kecepatan kristalisasi bertambah, jadi menimbulkan kristal yang terbentuk lebih baik.
Menurut Dorensbqura (1987: 648) “Pada tekanan udara yang rendah zat padat guna bisa berlangsung menjadi bentuk gas, proses ini dinamakan sublimasi”.

  1. ALAT DAN BAHAN :
    1. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas kimia 100 ml 2 buag, gelas kimia 400 ml 1buah, batang pengaduk 1 buah, corong kaca/corong Buchner 1 buah, kertas saring 3 buah, kaki tiga+kasa 1 buah, segi tiga 1 buah, cawan penguap 1 buah, kaca arloji1 buah, pembakar spritus 1 buah, alat destilasi 1 set, labu elemeyer 100 ml 1 buah, thermometer 1000C 1 buah.
    1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah: Asam benzoat yang tercemar (C6H5COOH) 0,5 gram, kamfer yang tercemar (C10H8O) 0,5 gram, garam dapur produk lokal (NaCl) 5 gram, gula pasir warna kecoklatan (C12H22U11) 5 gram, air suling (H2O) dan kapas.

Selasa, 23 Agustus 2011

(Menguji Kandungan Gizi Pada Makanan)

Judul Eksperimen  : Menguji Kandungan Gizi Pada Makanan.


Tujuan   : Untuk mengetahui kandungan zat gizi(karbohidrat, protein, lemak dan glukosa)pada berbagai bahan makanan.

Alat dan Bahan  :

Tabung reaksi dan raknya.
 Pipet tetes
Lumpang dan Mortar
Air
Aquades
 Larutan
Lugol
Larutan Benedict
Larutan Fehling A
fehling  B
 Piring objek
 Lampu Spiritus
 Bahan makanan  : -nasi   -terigu

-roti   
-susu-
kertas HVS
 -telur(kuning)
-gula  
-telur(putih)
-mentega 
-ikan
-minyak 
-mie instan

Cara kerja   :

A UJI KARBOHIDRAT

 1.Langkah pertama semua bahan makanan di lumatkan padapiring objek2.

Bahan makanan tersebut di tetesi larutan lugol 1-2 tetes.3.
 Kemudian diamati perubahan warnanya.4.
 Apabila warna berubah menjadi biru tua (Hitam) berartimakanan tersebut mengandung karbohidrat.B.

UJI  PROTEIN

1. Langkah pertama bahan makanan di haluskan denganmenggunakan mortal dan lumpang serta ditambahkan sedikita
quades pada bahan makanan tersebut hingga encer.
2.Bahan makanan yang telah encer tersebut, di masukkan lelempeng cawan.
3.Kemudian di tetesi larutan biuret, sekitar 4-5 tetes.
4. Setelah di tetesi larutan biuret lempengan cawan tersebut diaduk.5.
 Kemudian diamati perubahannya akam menggumpal atau tidakmenggumpal.

Andeca andeci la bora bora bori 2X



Kucinglah kurus ya nona mandi dipapan
Mandi dipapan hai nona diblakang rumah
Badanku kurus ya nona bukan nggak makan
Siang dan malam terbayang wajah Halimah

Andeca andeci la bora bora bori 2X

Kapal berlayar ya abang ke tanjung karang
Mampir di Lampung tak lupa beli kuwaci
Sayalah heran pemuda jaman sekarang
Banyak perawan e dia nyariin banci

Andeca andeci la bora bora bori 2X

...

Andeca andeci la bora bora bori 2X

Paling enak ya nona si buah kurma
Buah yang masak hai nona tulung petikin
Kalo cinte abang pasti diterima
Halimeh menta apollo abang beliin

Andeca andeci la bora bora bori 2X

Kalolah ada ya abang sumur diladang
Bolehlah kita ya abang menumpang mandi
Kalolah ada ya abang umur yang panjang
Bolehlah kita ya abang mandi bersame

Andeca andeci la bora bora bori 2X

PENGERTIAN DARI FOTOTROPISME DAN

1) Fototropisme

            Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan
bahwa pada ujung koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang
lebih cepat terjadi di sisi yang teduh daripada sisi yang terkena
cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya
cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang berguna
untuk pemanjangan sel berpindah dari sisi tersinari ke sisi
terlindung.
Banyak jenis tumbuhan mampu melacak matahari, dalam
hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap
matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan
diafototropisme. Fototropisme ini terjadi pada famili Malvaceae.
Untuk lebih memahami pengaruh cahaya terhadap
tanaman atau perkecambahan, coba kamu rencanakan dan
laksanakan kegiatan berikut ini dengan teman sekelompokmu.

Praktikum: Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Panduan Praktikum: Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Halo.......
Sudah praktikum Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan?
Dengan preparat buatan sendiri??

Berikut ini akan saya berikan panduan gambar-gambar yang seharusnya anda peroleh dalam pengamatan yang telah kita tentukan dalam prosedur praktikum.

1. Leaf ls : stomata


Stomata pada epidermis bawah Rhoeo discolor

Stomata pada epidermis bawah daun Zea mays ( SEM )

2. Monocot  stem cs


3. Dicot stem cs


4. Stem ls


5. Dicotyl Root cs


6. Leaf cs

Zea mays leaf. ts
Walau tidak harus sama persis namun setidaknya bisa memberikan gambaran tentang obyek yang anda amati....semoga berhasil,,