Jumat, 16 September 2011

Kajian Teoretik Terhadap Perkembangan Media Pembelajaran

Kajian Teoretik Terhadap Perkembangan Media Pembelajaran

Drs. A. A. Gede Agung, M.Pd.

PENGERTIAN

Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Dengan penggunaan alat-alat ini guru/pendidik dan siswa/peserta didik dapat berkomunikasi lebih hidup serta interaksinya bersifat multi arah. Media adalah alat yang dapat membantu proses pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dngan lebih baik, lebih sempurna.
Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar, sehingga siswa/peserta didik tidak menjadi bosan atau cepat jenuh dalam meraih tujuan-tujuan belajar. Apapun yang disampaikan oleh guru/pendidik sebaiknya menggunakan media, paling tidak yang digunakannya adalah media verbal yang berupa kata-kata yang diucapkan di hadapan siswa/peserta didik. Pendidikan melalui media visual adalah metode/cara untuk memperoleh pengertian yang lebih baik dari sesuatu yang dapat dilihat dari pada sesuatu yang didengar atau dibacanya. Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan dalam melakukan komunikasi dengan pebelajar. Ini bisa berupa perangkat keras, seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras itu. Pengajar juga termasuk media pembalajaran merupakan bagian dari kajian strategi penyampaian.

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

Sekurang-kurangnya ada lima cara dalam mengklasifikasi media pembelajaran yakni: tingkat kecermatan representasi, tingkat interaksi, tingkat kemampuan khusus, tingkat pengaruh motivasional, dan  tingkat biaya diperlukan.
Tingkat Kecermatan Representasi
Suatu media bisa diletakkan dalam suatu garis kontinum, seperti: benda dengar, seperti radio, kaset tape; media pandang-dengar, seperti film bersuara; media pandang, seperti gambar atau diagram; media dengar, seperti rekaman suara dan simbol-simbol tertulis. Bagaimanapun juga, kontinum ini bisa bervariasi untuk suatu pembelajaran. Misalnya, pembelajaran untuk suatu konser musik memiliki variasi kontinum yang berbeda menurut tingkat kecepatan reprsentasinya.
Bruber mengemukakan bahwa suatu pembelajaran harus bergerak dari pengalaman langsung ke representasi ikonik (seperti dalam gambar dan film), dan selanjutnya ke representasi simbolik (seperti kata atau sinbol-simbol lain). Banyak pebelajar telah melihat berbagai aspek bagaimana cara pengaspalan jalan raya. Mereka melihat banyak kendaraan pengangkut bahan seperti batu dan pasir, juga cara menata batu, serta ukurannya, cara membakar aspal dan menuangkannya ke atas batu yang telah ditata, bagaimana alat-alat besar lainnya.
Mereka sering mendapat pengalaman ini secara terpisah-pisah. Hal itu berarti bahwa mereka perlu memiliki pengalaman yang terintegrasi yang menggambarkan bagaimana cara pembangunan jalan raya. Media film tentang pembutan jalan raya akan dapat mengintegrasikan semua tahapan ini sehingga pengalaman-pengalaman mahasiswa/ peserta didik yang terpisah-pisah tadi terintegrasi ke dalam suatu abtraksi yang bermakna.
Tingkat Interaksi
Hal yang mampu ditimbulkan oleh suatu media yang juga dapat dibentangkan dalam suatu kontinum, tetapi titik-titik dalam kontinum itu ditunjukkan oleh jenis media yang berbeda seperti: komputer, pengajar, buku kerja, buku teks/rekaman, dan siaran radio/ televisi. Media-media ini juga mempunyai kemampuan menyajikan berbagai media yang telah dikemukakan sebelumnya. Misalnya, pengajar dapat menyajikan semua media dari benda kongkrit sampai simbol-simbol verbal. Buku kerja dapat menyajikan gambar, diagram, serta simbol-simbol tertulis. Juga dimungkinkan untuk menggunakan media secara terkombinasi, seperti buku kerja dengan film atau benda kongkrit pula sedang bekerja di lab, atau buku kerja dikombinasi dengan buku teks atau radio, atau juga simbol-simbol tertulis dengan film atau benda-benda konkrit. Kombinasi-kombinasi lainpun dapat diciptakan untuk keperluan suatu pembelajaran.

Tingkat Kemampuan Khusus
Sesuatu yang dimiliki oleh suatu media juga dapat dipakai untuk mempreskripsikan strategi penyampaian. Tiap media dari berbagai media yang telah dibicarakan di atas, baik dari kontinum tingkat kecermatan maupun tingkat interaktifnya, dapat diidentifikasi karakteristik khusus yang dimilikinya. Karakteristik khusus yang dimaksud adalah kemampuannya dalam menyajikan sesuatu yang tidak dapat disajikan oleh media lain. Media-media yang mempunyai kemampuan khusus inilah yang amat berpengaruh dalam menetapkan strategi penyampaian.
Kemampuan-kemampuan khusus suatu media bisa dilihat dari kecepatannya dalam menyajikan sesuatu, seperti film tentang pembangunan jalan raya akan lebih cepat memberi gambaran tentang bagaimana tahapan pembuatan jalan raya, dibandingkan dengan mengamati langsung ke lokasi yang memakan waktu lama sampai jalan itu selesai. Kemampuan simulatif, seperti dalam simulator terbang yang memungkinkan seorang pilot dapat mendaratkan sebuah pesawat sepuluh kali dalam satu jam tanpa harus lepas landas lagi setiap kali akan mengambil posisi mendarat berikutnya.
Kemampuan-kemampuan khusus juga sering dimiliki oleh media-media yang tingkat kecepatan representasinya rendah. Media rekaman, umpamanya, tidak terikat oleh waktu dan ruang. Media ini tingkat kecermatan rendah tetapi ia memiliki kemampuan khusus untuk menyajikan sesuatu yang sudah berlalu dan tak dapat diulang.
Tingkat Pengaruh Motivasional
Media juga penting artinya untuk keperluan mempreskripsikan strategi penyam-paian. Namun pengaruh motivasional ini sering kali amat bervariasi sejalan dengan perbedaan perseorangan. Umpamanya, seorang pengajar, sebagai media belajar, dapat bertindak sebagai motivator bagi seorang pebelajar, tetapi pada saat yang sama, ia justru munghancurkan motivasi belajar pebelajar lain.
Suatu media pembelajaran bisa memberi pengaruh motivasi berbeda. Perbedaan ini lebih banyak dapat dikaitkan dengan perbedaan karakteristik pebelajar. Makin dekat kesamaan karakteristik pebelajar dengan media yang dipakai, maka makin tinggi pengaruh motivasional yang bisa ditimbulkan oleh media itu. Di samping interaksinya dengan karakteristik pebelajar, media juga dapat berinteraksi dengan tipe isi bidang studi dalam menentukan pengaruh motivasionalnya. Tipe isi konsep lebih tepat didekati oleh media benda konkrit, atau gambar serta diagram, sedangkan untuk tipe isi prosedural, film bersuara yang menunjukkan prosedur-prosedur yang sedang dipelajari akan dapat menimbulkan pengaruh motivasional yang tinggi. 
Tingkat Biaya Diperlukan
Dalam menyampaikan suatu media juga penting untuk mengekspresikan strategi penyampaian. Mulai dari perencanaan sampai pada pembuatannya, kalau media dikembangkan sendiri. Jika ingin menggunakan media siap pakai, tidaklah mahal, namun apakah memadai jika dibandingkan dengan keseluruhan strategi penyampaian yang akan dipakai? Nilai dari suatu strategi penyampaian dapat ditafsirkan dari jenis dan satuan media yang dipakai. Bagaimanapun juga, makin tepat dan lengkap media yang dipakai, makin besar keefektifan dari strategi penyampaian itu.
Interaksi Pebelajar dengan Media Pembelajaran
Bentuk interaksi antara pebelajar dan media merupakan komponen penting kedua untuk mempreskripsikan strategi penyampaian. Komponen ini penting karena uraian mengenai strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa memberi gambaran tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media pada kegiatan belajar. Itulah sebabnya komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan belajar apa yang dilakukan dan bagaimana peranan media untuk merangsang kegiatan-kegiatan itu.
Kegiatan belajar yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan banyak sekali ragamnya. Mulai dari kegiatan paling dasar, seperti membaca, mendengarkan, menulis, sampai kegiatan-kegiatan yang jauh lebih kompleks yang mengintegrasikan kegiatan-kegiatan dasar tersebut, seperti mengerjakan tugas, sajian kelas, membuat laporan, diskusi, dan seterusnya.
Tersedianya media penting sekali untuk merangsang kegiatan belajar pebelajar. Kehadiran pengajar untuk mengarahkan kegiatan belajar, buku teks, sebagai sumber informasi; proyektor, untuk menampilkan film, dan media-media lain, amat diperlukan  untuk merangsang kegiatan belajar. Interaksi antara pebelajar dengan media inilah yang sebenarnya merupakan wujud nyata dari tindak belajar. Hal belajar terjadi dalam diri pebelajaran ketika mereka berinteraksi dengan media lain, karena itu, tanpa media belajar tidak akan pernah terjadi.
Struktur Pembelajaran
Penyampaian pembelajaran menggunakan media dapat di selenggarakan dalam kelas besar. Kegiatan belajar yang dilakukan sering kali lebih banyak tergantung pada rangsangan pengajar. Penyampaian pembalajaran dalam kelas besar menurut penggunaan jenis media berbeda dari kelas kecil. Demikian juga untuk pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri.
FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Sebagai komponen sistem pembelajaran, media memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi komponen-komponen lainnya, yaitu sebagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada pebelajar. Pada proses penyampaian pesan ini sering kali terjadi gangguan yang mengakibatkan pesan pembelajaran tidak di terima oleh pebelajar seperti apa yang dimaksudkan oleh pengajar. Gangguan-gangguan komunikasi antar pengajar-pebelajar ini kemungkinan disebabkan oleh verbalisme.
Verbalisme terjadi apabila seseorang hanya tahu kata yang mewakili suatu objek, tetapi tidak mengetahui objeknya. Atau, seorang tahu nama konsep, tetapi tak tahu susbtansi konsepnya. Vebralisme bisa terjadi kalau dalam proses interaksi pembelajaran hanya melibatkan media verbal sehingga pebelajar cenderung hanya meniru apa yang dikatakan pengajar tanpa mengetahui maknanya. Keadaan seperti ini berpotensi untuk mengganggu interaksi pembelajaran karena apa yang dimaksud oleh pengajar bisa ditafsirkan lain oleh pebelajar.
Salah tafsir jelas sekali dapat mengganggu proses penyampaian pesan-pesan pembelajaran. Ini bisa terjadi bila istilah-istilah yang dimunculkan dalam proses penyampaian pesan itu tak dipahami sama oleh penyampaian pesan dan penerima pesan. Perhatian yang tak terpusat atau ganda sering dapat diajukan sebagai sebab terganggunya proses komunikasi. Gangguan perhatian muncul karena prosedur penyampaian pesan yang membosankan atau karena perhatian pebelajar lebih tertarik pada hal-hal yang diluar pesan yang sedang disampaikan. Gangguan proses komunikasi juga dapat terjadi karena terbentuknya presepsi yang keliru tentang suatu objek, peristiwa, atau gejala. Gangguan ini biasanya disebabkan oleh kurangnya variasi media yang dilibatkan dalam proses komunikasi tersebut.
Disamping empat butir penyebab gangguan proses komunikasi, masih ada butir lain yang juga berpotensi secara langsung dalam menentukan tingkat gangguan yang bisa dihasilkannya, yaitu kondisi lingkungan dimana komunikasi itu berlangsung. Tata ruang, tata suara, tata fasilitas amat menentukan kualitas penyampaian pesan, dan semua butir ini sangat terkait dengan media apa yang dilibatkan dalam penyampaian pesan.
Kunci pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan gangguan proses penyampaian pesan pembelajaran ini terletak pada media yang dipakai dalam proses itu. Pemilihan media yang tepat, sesuai dengan keistimewaan yang dimilikinya, akan memperkecil gangguan-ganguan tersebut. Secara umum, media-media tertentu memiliki keistimewaan-keistimewaan sebagai berikut.
Kemampuan Fiksatif
Kemampuan fiskatif yaitu media yang memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, dan kemudian menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini berarti suatu objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, difilmkan, atau direkam kemudian dapat disimpan lama dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan lagi dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
Kemampuan Manipulatif
Kemampuan manipulatif artinya kemampuan media untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluannya. Maksudnya, penampilan suatu objek atau kejadian dapat diubah-ubah ukurannya, kecepatannya serta diulang-ulang penampilannya.
Kemampuan Distributif
Kemampuan distributif adalah kemampuan media dalam sekali penampilan suatu objek atau kejadian dapat menjangkau pengamat yang sangat banyak, misalnya dengan penggunaan media TV atau radio.
Dilihat dari keistimewaan-keistimewaan yang dimilikinya, media mempunyai fungsi yang jelas untuk menghindari atau memperkecil gangguan komunikasi penyampaian pesan pembelajaran. Secara garis besar fungsi media dapat dikemukakan seperti berikut ini.
  •  menghindari terjadinya verbalisme.
  •  membangkitkan minat dan motivasi
  •  menarik perhatian pebelajar
  •  mengatasi keterbatasan: ruang, waktu dan ukuran
  •  mengaktifkan mahasiswa/peserta didik dalam kegiatan belajar
  •  mengaktifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Secara lebih terperinci fungsi media dalam proses pembelajaran dapat dikemukakan berikut ini.
  • media memungkinkan pebelajar menyaksikan benda/peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film dan sebagainya, pebelajar dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang peristiwa/benda bersejarah.
  • media memungkinkan pebelajar mengamati peristiwa/benda yang sukar dikunjungi, baik karena tempatnya jauh atau karena berbahaya atau terlarang, misalnya film tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir dan sebagainya.
  • media memungkinkan pebelajar untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang banda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil misalnya, dengan perantaraan TV mahasiswa/peserta didik dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bedungan atau kompleks pembangki listrik, dengan slide atau film pebelajar dapat memperoleh gambaran tentang bakteri, amoeba dan sebagainya.
  • media memungkinkan pebelajar mendengar suara yang sukar ditangkap telinga secara langsung, misalnya, rekaman denyut jantung dan sebagainya.
  • media memungkinkan pebelajar mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau rekaman, pebelajar dapat mangamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar dan sebagainya.
  • media memungkinkan pebelajar dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan menggunakan model/benda tiruan mahasiswa/peserta didik dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh, jantung, paru-paru dan sebagainya.
  • media memungkinkan pebelajar dapat mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau bahaya didekati. Dengan film, slide, vidio cassette pebelajar dapat mengamati pelangi, gunung meletus, perang, dan lain sebagainya.
  • media memungkinkan pebelajar dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, foto atau model pebelajar dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat, ukuran, ataupun bentuknya.
  • media dapat memperlihatkan secara cepat proses yang berlangsung secara lambat. Denga media film proses perkembangan katak dari telur mejadi katak, hanya ditunjukkan dalam beberapa menit. Demikian pula, bunga dari kuncup sampai mekar, dapat ditunjukkan film dalam beberapa detik saja.
  • media dapat memperlihatkan secara lamban gerakan-gerakan yang berlangsung amat cepat. Media film  dapat memperlihatkan gerakan lompat tinggi, salto, dan sebagainya secara lambat, bahkan dapat juga dihentikan, jika perlukan untuk mengamati secara teliti.
  • media mempermudah pebelajar mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung. Dengan film dapat dengan mudah mengamati jalanya mesin motor empat tak, dan sebagainya.
  • media memungkinkan menunjukkan bagian-bagian yang tersembunyi dari benda/alat. Dengan diagram, bagan dapat ditunjukkan bagian-bagian mesin yang sukar diamati secara langsung.
  • media dapat menyajikan ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama, misalnya setelah pebelajar mengamati proses penggilingan tebu pada suatu pabrik gula, kemudian diberi kesempatan untuk menyaksikan film yang menyajikan secara ringkas proses penggilingan tebu. Dengan demikian, maka gambaran yang diperoleh mahasiswa/peserta didik tentang proses penggilingan tebu akan lebih mantap dan jelas.
  • media memungkinkan dapat menjangkau sasaran yang besar jumlahnya. Dengan CCTV radio pendidikan, ratusan pebelajar dapat mengikuti pelajaran yang disajikan oleh seorang dosen dalam waktu yang sama.
  • media memungkinkan pebelajar dapat belajar dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing. Dengan modul atau pembalajaran berprogram pebelajar dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.

PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Memilih media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran bukan pekerjaan yang mudah. Pemilihan itu didasarkan pada beberapa faktor yang saling berhubungan seperti berikut.
  • seberapa jauh situasi dan latar belakang pekerjaan yang sebenarnya perlu ditiru dalam program pembelajaran?
  • media apa yang dianggap paling praktis untuk melaksanakan dan memperbaharui program pelatihan?
  • apakah diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu, apakah pengadaan peralatan tertentu itu dapat dipertanggung-jawabkan untuk keperluan pelajaran yang bersangkutan?
  • apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar pebelajar (ditinjau dari segi kebudayaan, usia, kebiasaan belajar) atau malah akan membingungkan mereka?
  • sejauh-manakah pencapaian pebelajar harus sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan?
  • apakah nilai bahan pelajaran (perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi, jumlah pebelajar yang dilatih atau isi mata pelajaran) sepadan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan media itu?

Fakto-faktor dalam Pemilihan Media Pembelajaran
  • Tujuan: Media yang dipilih hendaknya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
  • Ketepat-gunaan: Hendaknya dipilih ketepatan dan kegunaannya untuk menyampaikan pesan yang hendak dikomunikasikan/diinformasikan
  • Tingkat kemampuan siswa/peserta didik: Media yang dipilih hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa/peserta didik, pendekatan terhadap pokok masalah, besar kecilnya kelompok atau jangkauan penggunaan media tersebut.
  • Biaya: Biaya yang dikeluarkan hendaknya seimbang dengan hasil yang diharapkan dan tergantung kemampuan dana yang tersedia.
  • Ketersediaan: Apakah media yang diperlukan tersedia atau tidak, apakah ada pengganti yang relevan, direncanakan untuk perorangan atau kelompok.
  • Mutu teknis: Kualitas media harus dipertimbangkan, jika media sudah rusak atau kurang jelas/terganggu sehingga mengganggu proses transfer informasi (tidak menarik, detail kurang bisa dipahami).

Prinsip dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa prisip yang perlu dipertimbangkan pengajar dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran, yaitu:
  • tidak ada suatu media yang paling unggul untuk semua tujuan, suatu media hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
  • media adalah bagian integal dari proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu mengajar pengajar saja, tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Penetapan suatu media haruslah sesuai dengan komponen yang lain dalam perencanaan intruksional. Tanpa alat bantu pembalajran mungkin pembalajaran dapat berlangsung, tetapi tanpa media pembalajaran itu takkan terjadi.
  • media apapun yang berhak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk memudahkan belajar mahasiswa/peserta didik. Kemudahan belajar mahasiswa/peserta didik haruslah dijadikan acuan utama dalam pemilihan dan penggunaan suatu media.
  • penggunaan berbagai media dalam suatu pembalajaran bukan hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.
  • pemilihan media hendaklah objektif ( didasarkan pada tujuan pembelajaran), tidak didasarkan pada kesenangan pribadi.
  • penggunaan beberapa media sekaligus akan membingungkan mahasiswa/peserta didik. Penggunaan multi media tidak berarti media yang banyak sekaligus, tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media yang lain untuk tujuan yang lain pula.
  • kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekongkritan dan keabstrakannya. Media yang kongkrit ujudnya, mungkin sukar buntuk dipahami karena rumitnya, tetapi media yang abstak dapat pula memberikan pengertian yang tepat.
DAFTAR RUJUKAN
Agung, A. A. G. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Negeri Singaraja.
Bates, A.W. 1995. Technology, Open Learning and Distance Education. London: Routledge.
Brown, K. (ed). 1999. Using New Technology in the Classroom. Sydney: Macquaire University.
Haryono, A., Alatas, A. 2002. Virtual Learning/Virtual Classroom Sebagai Salah Satu Model Pendidikan Jarak Jauh: Konsep dan Penerpannya. Makalah Seminar Teknologi Pembelajaran, SEAMOLEC:  Jakarta
Heinich, R. dkk. 1996. Instructional Media and Technology for Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Idris, N. dkk. 1987. Pemanfaatan Media untuk Kegiatan Interaktif dalam PJJ bagi Para Guru/pendidik yang Belajar di UT. Kumpulan Makalah Seminar Nasional
Kemp, J. E. dan Dayton D.K. 1985. Planning and Producing Instructional Media. New York: Harper & Row Publisher.
Palunsu, J.E. 2000. Penggunaan Media Terkini dalam Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan, PPPGT: Malang
Wallenborn, M., Wieckenberg, U. MA. 2000. Opportunities, Risk and Perspectives of Learning with New Media in the Information Age, DSE: Mannheim,  Germany
Wieckenberg, U. 2000. Using New Media in Vocational Education and Training, Institute for Education Transfer, Kaiserslautern: Germany

0 komentar:

Posting Komentar